Pexels/Foto oleh Sina Rezakhani
Aku telah menjalin hubungan lama dengannya, tetapi jangka waktu bukan lah tolok ukur seberapa besar kasihnya padaku. orang yang sudah terikat saja bisa usai walau beragam caranya.
Semakin lama, aku menyadari kejanggalan yang ada di hubungan ini. Semua menjadi konyol dan hilang arah, jika terus berlanjut akan menyakiti diriku sendiri dengan tertekan. Aku kira akan mati perlahan.
Untuk apa aku bertahan dalam hubungan ini kalau terus-menerus berderai air mata tiap menjalaninya. Memang hanya kamu yang bersemangat dalam hubungan ini, sebab kamu lah yang mematahkan kepercayaanku yang sudah aku bangun sejak tiga tahun terakhir. Aku menyerah.
Maaf, aku mengecewakan. Pada akhirnya aku lah yang salah, apakah dia tidak pernah berkaca?
Itu sebabnya aku tidak akan pernah membalas perasaanmu lagi. Seiring berjalannya waktu aku harap luka ini akan sembuh.
Cerita cinta kami memang tak pernah benar-benar berakhir, namun jiwa raganya yang terpisahkan oleh batas. Belajar dari yang lalu bahwa kehadiran seseorang juga bisa memberikan warna pada kehidupan kita. Warna yang diberikan biasanya berbeda-beda tiap individu, ada yang memberikan warna terang dan ada juga yang gelap meskipun pada akhirnya sama-sama memiliki makna usai.
Terlepas dari kegagalan ini, aku bersyukur atas kenangan indah yang pernah kita bagi bersama. Terima kasih untuk canda, tawa, dan pelajaran berharga. Mungkin memang takdir mengarahkan kita ke arah yang berbeda, dan mungkin inilah kesempatan bagi kita untuk menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.